AKUSTIK RUANG
(
Pelipur Cacat Suara )
The room is first thing
we start with, and the last thing we think about - unknown.
Keberadaan ruang sudah pasti menjadi syarat tersendiri
untuk membuat sebuah sistem ruang dengar termasuk home theater. Tinggal penggarapannya
yang menentukan sebuah ruangan layak atau tidak menerima dispersi suara.
Alangkah sayangnya, jika kita sudah memiliki susunan
perangkat yang mahal, bagus, dan tentu saja secara spesifikasi berkualitas
tinggi, namun ditempatkan di sebuah ruangan yang “miskin”. “Miskin” mengandung
arti “tanpa treatment” apapun yang memungkinkan suara yang direproduksi tampil
tidak optimal dan harus bersusah payah mempertahankan kualitas yang
direproduksi sistem yang digunakan.
Treatment pada ruangan dalam sebuah sistem dengar atau
home theater dikenal pula dengan istilah treatment akustik.
Akustik
Ruang terdefinisi sebagai bentuk
dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi
atau suara yang terjadi.Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua
hal mendasar, yaitu :
- Perubahan suara karena pemantulan.
- Gangguan suara karena ketembusan suara
dari ruang lain.
Akustik melibatkan desain teknis dan bahan baku tertentu
yang intinya meminimalisir cacat suara, kalau perlu menghilangkan cacat suara
dari reproduksi suara, tak terkecuali suara yang dihasilkan langsung dari
speaker (direct sound).
Istilah yang familiar dengan Akustik
Ruang
Untuk membangun sebuah fondasi yang bagus
untuk memahami lebih jauh tentang akustik ruang, ada baiknya kita mengenal istilah
yang lekat dengan tema akustik.
· Direct
Sound : suara yang terdengar oleh manusia
langsung dari speaker. Kebalikan dari direct sound adalah inderect, reflected
atau ambient sound.
· Indirect
Sound : inderect sound, reflected sound, ambient
sound, dan diffuse sound pada dasarnya memiliki arti yang sama. Ini adalah
suara yang datang ke pendengar lewat beberapa path (alur), selain yang dapat
didengar langsung dari speaker (direct sound). Inderect sound dapat berupa
suara pantulan, penyebaran atau bagian suara yang terserap.
· Reflected
Sound : suara yang pada akhirnya menabrak
permukaan dinding. Sebagian besar reflected sound merupakan bagian dari suara
yang seharusnya diserap atau disebarkan.
·
Ambient
Sound : lihat pada inderect sound. Ambient
sound lebih bersumber dari alam atau suara di lingkungan sekitar. Misalnya
suara angin, hujan, petir, gesekan daun, kesibukan lalu-lintas, pesawat, mesin,
percakapan orang di sekitar, putaran AC, aliran air/uap dalam pipa, putaran
motor listrik, dll.
·
Diffuse
sound : merupakan suara pantulan yang
arahnya menyebar tidak beraturan.
·
Reverberant
Sound : merupakan format lain dari indirect
sound. Reverberant sound biasanya menabrak panel beberapa kali (lebih dari satu
pantulan) dan berisi energi yang merupakan bagian dari koherensi. Pada level
yang sangat rendah, reverberant sound sukar dideteksi.
·
Total
sound : adalah jumlah keseluruhan antara
direct sound dan indirect sound.
·
Respon
Frekuensi : atau istilah familiarnya “tanggapan
frekuensi” merupakan respon normal untuk pendengaran manusia, biasanya berkisar
antara 20 Hz hingga 20 kHz.
·
Reverberation
Time : adalah saat suara di dalam ruangan
rusak hingga tidak bersuara.
·
Pink
Noise : memiliki energi yang sama dengan
per 1/3 oktav band. Maka dalam skala frekuensi linear terlihat banyaknya energi
yang hilang pada frekuensi tinggi dibandingkan dengan yang berfrekuensi rendah.
Pink noise sering digunakan untuk tes pengukuran situasi.
Pink noise bisa
dibangkitkan oleh acoustic synthesizer
untuk menghasilkan suara efek yang menyerupai selancar di pantai, suara angin
yang melewati pepohonan, suara roket meluncur, dan fenomena yang lainnya.Sumber: Majalah AUVI Audio Video No. 21 Tahun VI Tanggal 22 November 2004
0 komentar:
Posting Komentar